Pages

Thursday, December 27, 2012

Tidung, I'm Coming

Welcome to Tidung Island...

Pelabuhan Tidung
Sesampainya di Pelabuhan Selatan Pulau Tidung kita menanti Pak kalyubi (penginapan) menjemput. Pelabuhannya tidak terlalu besar, klo kapal pada parkir di situ paling hanya bisa menampung sekitar 5 sampai 10 kapal sedang. Kesan pertama ketika melihat pelabuhan Tidung, brantakan. Mungkin karena dibeberapa bagian pelabuhan ada pembangunan renovasi. Selain pelabuhan itu ada juga ada pelabuhan di sebelah utara, namun karena space nya lebih kecil pelabuhan di utara biasanya hanya digunakan untuk pelabuhan nelayan atau singgah kapal-kapal yang lebih kecil.

Bentor
Jarak penginapan kita memang agak jauh, lumayan bikin pegel. Ya sekitar 5menit perjalanan dari Pelabuhan. Rumah-rumah disana lumayan padat, dan sebagian besar rumah digunakan untuk penginapan/homestay. Saya sedikit kaget waktu melihat transportasi masyarakat Tidung. Disini ada Bentor alias Becak Motor, hihiii.... kreatif sih, cuma aneh aja liatnya. Jalanan di sini tidak terlalu besar, jadi kebanyakan motor yang berlalu lalang. Ups.. Lebih tepatnya mungkin hanya motor yang berlalu lalang selain Bentor dan sepeda. Disini aku tidak pernah melihat ada mobil satupun. Aku gak tau apa memang ini kebijakan pemerintah atau apa yang jelas disini cukup asri dan kemungkinan macet amat kecil. Jumlah bentorpun tidak telalu banyak.

Penginapan yang kita tempatkan lumayan besar,kita sewa penginapan Nurul Homestay 1, untuk fasilitasnya juga lumayan lengkap. Ada 3 kamar tidur, setiap kamar tidur ber-AC. Selain ada TV di ruang tengah, khusus kamar utama juga disediakan TV. Dispenser, kulkas, kompor dan alat-alat masak juga lengkap. Sayang kita gk prepare  buat bawa bahan makanan alhasil klo makan mesti keluar dulu. Harga sewanya lumayan loh, cuma 500rb untuk daya tampung sekitar 15 orang. Ruangannya juga bersih untuk ukuran Homestay,nice... dan acara selanjutnya adalah tiduuuuuuuuurrrrr... ini effect kelelahan 2 jam perjalanan di kapal.

Jembatan Cinta
Ba'da zuhur kita langsung cabcus cari penyewaan sepeda, akhirnya kita pinjem sepeda di Ibu Musrifah (info dari pak kalyubi) letaknya tak jauh dari homestay yang kita tempatin. Penyewaan sepeda disini rata-rata sepeda cewe semua,itu loh sepeda yang stangnya bengkok dan ada keranjangnya di depan. heheee... Kita sesepedaan menuju jembatan cinta dan eng ing eng... jembatan cintanya lagi di renovasi, dan kita gak bisa nyebrang. huhuuuuu.... padahal jebatan cinta itu menghubungkan antara tidung besar dan tidung kecil, katanya sih muter-muter naek sepeda di tidung kecil itu seru. hiks...

Tidung duuunnngg... duuuuuuuuunnnnngggg.....
.
Next, kita nyemplung di pinggir pantai kebetulan air laut hari pertama gk pasang jadi kita bisa jalan-jalan sampe hampir lumayan jauh dari bibir pantai. Cihuuuuuuuuuyyyy.... pantainya bersih jeeeeeng... buat yang biasa ke pantai Ancol, jauh beneeeerr... Hijau... Jernih... beuh... mantap dagh

Niatnya kita agak sore mau basah-basahannya karena salah satu sepupu ada yang mau nyusul, tapi emang dasar udah gemes duluan aa Lukman udah nyemplung ngebasahin diri, hihihiiii...

Banana Boat di  Pulau Tidung

Nyemplung di pinggiran pantai sambil liat orang-orang naek banana boat ternyata bikin gak sabar, and kita mutusin untuk naek juga. Biaya banana boat Rp 30.000/org , 2 kali diceburin.




Pertama kali di ceburin yang kebayang itu cuma satu 'nyelametin kaki' hahahaaa.... coz aq parno banget ada ikan hiu, secara gtu lautnya bersih. klo di ancol mah ikan teri juga ogah mampir dsitu. hihihiiii... setelah kecipak kecipuk di pinggir pantai setelah maen banana boat, bukannya pulang malah nunggu sunset. And dear, tidung bener-bener memanjakan mata dengan keindahan pantainya.




Angin di Tidung bener-bener cihuuuy... sore ini laut pasang, anginnya Subhannallah... Gak berenti2, buat yang berkrudung, krudungnya udah terbang-terbangan.. Menanti... menanti.. dan menanti... setelah sampai waktunya sunset, eh mataharinya ketutup awan. Yeah... tp kita masih bisa curi-curi siluat di bibir pantai. Pria2 malah dengan jijay foto ala boyband ke sasar di tidung.. Ish.. Najosss...
Setelah kecewa dengan matahari yang ngumpet, kita pulang ke kandang dan bersih-bersih.


Kita coba nikmatin malam dengan makan di pinggir pantai, ups... lebih tepatnya makan di warung makan di pinggir pantai. Lovely Dinner, with dear ones...  :D

And... Time to Sleep.. bubye..

Wassalam..



Wednesday, December 26, 2012

Perjalanan ke Pulau Tidung

Assalamu'alaikum.

Loooooonnnggggg Weekend...

Cihuuuuyyy... All blogger,kali ini aku mau posting tentang petualangan di pulau Tidung (Ceileehhh... kayak doraemon aje ade judulnya)

Hmm.. Awal tahun 2012 kemarin, aku dan sepupu-sepupu aku berpetualang ke Trans Studio Bandung. Nah berkaca dari perjalanan ke sana yang menggunakan transport mobil pribadi Aa Lukman kita jadi bingung kalo ke Pulau Tidung mesti naek apa. Kalau pake mobil nanti di Muara Angke harus di titipin, apa gk rawan klo nitipin mobil di Muara Angke? Hmm.. Akhirnya setelah nanya sama mbah google, berdasarkan pengalaman-pengalaman orang lain yang udah pernah ke pulau Tidung kita mutusin untuk ngetrip kesana ala backpacker.

Sebelum perjalanan di mulai aku sengaja googling dulu kesana kemari untuk dapetin penginapan di Pulau Tidung, karena kita akan disana selama 2 hari yaitu tanggal 24-25 Des'12 dan itu adalah hari libur kebanyakan tempat wisata itu penuh termasuk penginapannya. Aku mutusin untuk booking salah satu Homestay  disana yang bisa nampung kapasitas 10-15 orang (meskipun kita berangkat cuma ber-9).

Kita berangkat dari rumah aa (daerah Ceger Jakarta Timur) dari pukul 05.30 WIB, lumayan kesiangan sebenernya karna kita rencana naik kapal di Muara Angke pukul 07.00 WIB. Dari situ kita naek angkot 02 jurusan Cilangkap-Cililitan, tapi kita turun di depan Taman Mini Square, setelah nyebrang ketemu halte busway jurusan Pinang Ranti-Pluit. Kita naek busway itu sampe Halte Penjaringan,turun dari busway kita nyebrang ke kanan ada angkot B 01 warna Merah. Bilang aja mau ke Pelabuhan Muara Angke nanti kita di anter sampai depan SPBU Muara Angke.

Sebelum sampe sana kita melewati pasar ikan nah di pasar itu ada sekitar 20 meter jalanan yang digenangi air yang warnanya udah gak karuan dan wanginya Subhanallah bangeeeeetttt.... bisa bikin idung copot dan mata melotot. and just info, kata supir B 01 untuk yang gak sengaja nyemplung or kecipratan air di pasar ikan itu gatelnya gak akan sembuh 1 minggu,karna usut punya usut air yang menggenangi jalan itu tidak pernah surut, mau ujan atau kemarau air itu tetep ada. so ada yang mau coba? klo aku, gk deh makasih... cukup merasakan baunya aja.

Pelabuhan Muara Angke
Next, setelah diturunin di Pelabuhan kita bayar angkot 3.000/org tapi angkotnya rese minta 4.000/org gak mau ribut akhirnya kita kasih aja. Angkot disana ngeselin, kayak preman semua.  Pintu masuk ke Pelabuhan tepat disamping SPBU, tinggal jalan sedikit langsung ketemu kapal-kapal berjejeran. Benerkan kita kesiangan, kapal yang mau ke Pulau Tidung udah mau berangkat, langsung cepet-cepet kita masuk ke kapal. telat 5 meniiiiiiiiitt aja, kita udah ketinggalan dan itu berarti kita harus naek kapal yang pukul 01.00 WIB itupun klo ada kapal yang mau kesana lagi, karena biasanya kalau penumpangnya kurang dari 50org kapalnya gak mau berangkat.

Kapal yang kita naikin ini kapal jelek, ya klo di banding kapal feri mah jauh bener. Tiketnya 33.000/org duduknya suka2, karena di dalem kapal itu gda tempat duduk.  Namanya juga backpacker-an, jadi nikmatin aja. Oh ya, beruntunglah kita hari ini. katanya kapal ini biasa bawa mayat juga loh, hiiiiii.... horor!!!

Aku intip-intip disejajar kapal yang aku tumpangi itu ada macem-macem kapal lainnya loh, sebagian ada kapal untuk di tumpangi (kayak kapal yang aku tumpangi) sebagian lagi ada kapal-kapal yang di atasnya tergantung banyak lampu-lampu bohlam besar, hmm... (kemungkinan ini kapal nelayan karena cuma nelayan yang butuh cahaya sedemikian banyak dari bola-bola lampu itu untuk membantu menjaring ikan di malam hari) sebagian lagi ada kapal yang isinya drum-drum besar, mungkin ini untuk angkut air bersih. entah lah.

Perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Tidung membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Sepanjang perjalanan di atas kapal kita di suguhkan dengan berbagai iklan produk sehari-hari loh. Percaya atau gk, produk-produk itu bertebaran di lautan (yang diriku maksud itu sampah) hihihiiii....

Pantai... Laut... Ombak... All my favorite, beuh.... dari angke ke Pulau Tidung itu kita bisa liat bermacam-macam warna air laut, dari yang butek bin kotor dan bau sampe yang warna biru tua, hijau tua kemudian hijau bersih itu maknyos banget. Sampe ada satu titik dimana warna hijau tua dan hijau muda itu terpisah dengan 1 garis. benar - benar terpisah dengan 1 garis. Subhanallah Dasyat!! mungkin ini yang disebutkan Allah dalam suratnya :

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS: ar rahman [55]:19-20)

atau mungkin juga bukan tapi yang pasti warna kedua lautan itu berbeda dan sangat kontras. Di atasnya berkejaran burung-burung menghiasi, dikejauhan terlihat jelas Anak gunung krakatau, ombak pun tak kalah memperlihatkan diri di perjalanan kami ke pulau tidung. Subhanallah... Allahu Akbar...

QS al isra 44 : “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Ok, sekian dulu nanti di sambung lagi. Mata sudah krejep-krejep nih, minta di tutup. Bubye...

Wassalam..

27 Desember 2012
01:18 AM
di kamar tidur bersama adik tercinta

^_________^

Thursday, November 22, 2012

Kereta Punai


Berdiri disatu waktu
Menunggu keniscayaan peraduan
Pendar ketakutan tergambar jelas pada hilaf perlakuan

Siapa Sang Pesakitan itu??

Hingga waktu menjadi paduka raja yang tak terkalahkan
Menjadikannya lorong yang melemparkan diri dari masa ke masa

Lalu tergeletak...

Ah...
Keluh menemani pesakitan yang berlarut
Seraya menengadah meminta pengampunan atas hati yang kalut
Semakin melekat, semakin kuat waktu menjerat

Biar pesakitan ini kembali menyentuh
Namun kemudian perlahan merobek kepercayaan-kepercayaan yang tak beralasan
Menandai kesudahan menanti kereta punai

Punai yang pernah sejenak hadir menyiulkan simponi indah
Menyemai keraguan dalam kebiasan rasa
Dan memupuk segenggam asa untuk satu makna

Tuesday, November 20, 2012

Penantian


Sebuah rasa yang menggeliat dalam kesendirian
Begitu menggoda untuk di utamakan
Berdiam dalam penantian yang mungkin tak bertepi
Mungkin akan membuat setiap hati meringis benci

Kini.. Aku masih terdiam disini
Menatap di balik jendela ruang ini
Berusaha mencari apa yang selama ini di impi
Kemudian mengerjapkan mata dan menghela nafas

Ah..
Tiap hati harusnya punya cara sendiri meredam rasa yang bergejolak
Termasuk juga Aku.. dan Kau..

Penantian ini menyiksa
Tidakkah kau paham bahwa menanti adalah abdi?
Sementara pengabdian selalu punya hal untuk dikorbankan

Sunday, November 18, 2012

Di Kejauhan


Sering kita terdiam mendengar jerit tangis

Sering kita terisak melihat tetes demi tetes darah bececeran

Sesering pula kita melamun memikirkan apa yang bisa kita perbuat

Namun sesering itu pula kita lupa bahwasannya janji-Nya itu pasti



Saat bising ledakan dan senjata lain terdengar

Saat malam bercahaya oleh api yang membakar desa mereka

Saat itu pula kau akan mendengar suara indah di balik pintu masing rumah



Mereka terduduk bersama Ummi dan yang lain

Bersimpuh rapih mengeliling

Melantunkan setiap ayat yang mereka hafal

Mentadaburi setiap kata yang terucap



Mungkin tangis yang kau lihat

Mungkin lelah yang kau ingat

Namun tau kah kau itu adalah bentuk kebahagiaan?



Mereka mendamba rumah rabbani

dan mereka dapati

Saat Kitab di tangan

Saat kehimpitan membuat mereka semakin bersabar



Mereka mencita syurga

dan mereka sedang menanti

Saat serangan dan serangan datang

Mereka melenggang dengah gagah menyiasati



Sebanyak luka yang mereka dapati

Sebanyak itu pula puja dan puji terhatur dalam doa

Sebanyak tangis bayi yang lahir di kehimpitan

Sebanyak itu pula kader syurga terlahirkan



di kejauhan kau kan melihat betapa mereka lebih beruntung

di kejauhan kau kan tersenyum bangga memerhati

dan dari kejauhan kau kan bersimpuh dalam mihrab

"Allah always beside you.. and forever inside.. "

=Pray for GAZA=

Thursday, October 18, 2012

Puncak Yang di Berkahi

Add caption

Mungkin engkau pernah mendengar,puncak yang di berkahi.

Ia adalah gunung tertinggi di dunia. 

Dan apabila engkau sudah mencapai puncaknya,engkau akan memiliki satu hasrat

Untuk turun dan tinggal bersama,dengan mereka

Yang menghuni lembah terdalam. 

Itulah mengapa itu disebut gunung yang diberkahi. 

-Khalil Gibran-